SMSCITY8

Nikmati Platform Game Online Terkemuka di Indonesia dengan Berbagai Keseruan di Dalamnya

Detroit: Become Human — Pilihan yang Membentuk Dunia

Detroit Become Human

Detroit: Become Human bukan sekadar game petualangan interaktif biasa. Game ini adalah refleksi futuristik yang menempatkan pemain sebagai penentu nasib, tidak hanya bagi karakter, tetapi juga bagi dunia yang mereka huni. Dibuat oleh Quantic Dream, game ini mengeksplorasi dilema etis, emosi buatan, dan kebebasan dalam bentuk narasi bercabang yang memikat.

Narasi yang Dibangun dari Pilihan

Salah satu kekuatan utama Detroit: Become Human adalah kemampuannya membentuk cerita berdasarkan pilihan pemain. Tidak ada satu jalan tunggal yang harus diikuti. Setiap keputusan—baik kecil maupun besar—memiliki konsekuensi yang signifikan. Dialog yang dipilih, tindakan yang dilakukan, bahkan sikap pasif, bisa mengubah jalannya cerita dan menentukan nasib para karakter: Connor, Kara, dan Markus.

Game ini tidak hanya menawarkan ending berbeda, tetapi juga membentuk hubungan antarkarakter, reputasi, dan arah gerakan sosial yang berkembang sepanjang permainan. Inilah kekuatan utama Detroit: Become Human—kebebasan dan tanggung jawab dalam membuat pilihan.

Dunia Futuristik yang Terlalu Dekat dengan Kenyataan

Game ini mengambil latar tahun 2038 di kota Detroit, Amerika Serikat, saat android—robot dengan kecerdasan buatan tinggi—menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Mereka memasak, membersihkan rumah, menjaga anak, bahkan menjadi petugas keamanan. Namun, ketika android mulai menunjukkan perilaku yang menyerupai manusia—merasa takut, marah, dan ingin bebas—konflik pun tak terhindarkan.

Quantic Dream dengan cermat membangun dunia yang terasa realistis dan dekat dengan isu-isu modern: otomatisasi pekerjaan, diskriminasi, eksploitasi teknologi, dan perjuangan hak asasi. Hal ini membuat game terasa seperti kritik sosial yang dikemas dalam cerita interaktif yang memukau.

Tiga Karakter, Tiga Perspektif

Pemain mengendalikan tiga karakter utama yang masing-masing memiliki alur cerita dan tujuan yang berbeda:

1. Connor – Si Pemburu Deviant

Connor adalah android canggih yang ditugaskan oleh CyberLife dan kepolisian untuk memburu “Deviant”—android yang membelot dari program mereka. Karakter ini mewakili sudut pandang sistem yang ingin mempertahankan ketertiban. Namun, seiring berjalannya waktu, pemain bisa memilih untuk membuat Connor tetap setia atau justru berpihak pada para Deviant.

2. Kara – Perlindungan yang Menyentuh

Kara adalah android rumah tangga yang melarikan diri bersama seorang gadis kecil bernama Alice dari lingkungan penuh kekerasan. Cerita Kara menyuguhkan sisi emosional dan kemanusiaan. Ia tak hanya ingin bertahan hidup, tetapi juga memberi arti kebebasan dan kasih sayang kepada Alice.

3. Markus – Pemimpin Revolusi

Markus adalah android yang berubah menjadi pemimpin revolusi bagi para Deviant. Ceritanya penuh dengan ketegangan politik, strategi, dan pilihan moral: apakah akan memilih jalur damai seperti Martin Luther King Jr., atau jalur kekerasan seperti Che Guevara? Pemainlah yang menentukan arah revolusi android.

Visual dan Musik yang Menguatkan Emosi

Secara teknis, Detroit: Become Human menampilkan grafis luar biasa untuk ukuran game naratif. Animasi wajah dan ekspresi karakter sangat detail, berkat teknologi motion capture kelas atas. Setiap nuansa tatapan, kerutan wajah, atau air mata benar-benar menyampaikan perasaan yang ingin disampaikan.

Sementara itu, musik yang digarap oleh tiga komposer berbeda—untuk masing-masing karakter—mampu mengiringi atmosfer setiap bab cerita dengan sangat pas. Musik Connor terasa dingin dan futuristik, Kara penuh kehangatan dan kepedihan, dan Markus bernuansa heroik dan revolusioner.

Pilihan Moral yang Tidak Hitam-Putih

Apa yang membuat game ini luar biasa adalah kenyataan bahwa tidak ada pilihan yang benar-benar “benar” atau “salah.” Beberapa keputusan membuat pemain merasa bersalah, bahkan ketika niatnya baik. Situasi yang kompleks membuat pemain merenung setelah bermain: Apakah kebebasan harus dibayar dengan kekerasan? Apakah empati terhadap mesin merupakan hal yang masuk akal?

Game ini menggugah pertanyaan mendalam tentang hakikat kesadaran, kebebasan, dan apa artinya menjadi manusia. Tema seperti ini membuat Detroit: Become Human lebih dari sekadar hiburan—ia menjadi refleksi masa depan.

Kelebihan dan Kekurangan Detroit: Become Human

Kelebihan:

  • Cerita bercabang dengan ratusan kemungkinan ending

  • Karakter yang kompleks dan berlapis

  • Visual dan animasi kelas atas

  • Musik yang mendukung emosi dengan baik

  • Membangkitkan diskusi filosofis dan sosial

Kekurangan:

  • Beberapa pilihan terasa tidak berdampak signifikan

  • Kontrol bisa terasa kaku pada momen tertentu

  • Tempo lambat bagi yang terbiasa dengan aksi cepat

Pengaruh Budaya dan Sosial

Setelah perilisannya, Detroit: Become Human menjadi bahan diskusi di banyak forum dan media. Banyak yang membandingkan tema perjuangan android dengan sejarah perbudakan, rasisme, hingga pergerakan hak-hak sipil. Meski sempat menuai kritik karena analoginya yang dianggap terlalu gamblang, game ini tetap dipuji karena keberaniannya mengangkat tema sosial dalam media interaktif.

Game ini juga membuka jalan bagi diskusi etika AI dan hubungan manusia-mesin. Tak hanya gamer, para pemikir teknologi dan filsuf pun menaruh perhatian terhadap narasi yang ditawarkan oleh game ini.

Apakah Pilihanmu Akan Membentuk Dunia?

Detroit: Become Human adalah game yang menantang pemain untuk menjadi lebih dari sekadar penonton pasif. Ia memaksa kita berpikir, merasakan, dan membuat keputusan yang membawa konsekuensi. Setiap ulang main membuka cabang cerita baru—dan mengubah arah dunia yang diciptakan oleh pilihanmu.

Di tengah gelombang game aksi dan battle royale, Detroit: Become Human membuktikan bahwa kisah dan pilihan masih bisa menjadi kekuatan utama dalam dunia game.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *